Ketika Pertengkaran Terjadi,Pahami 2 Prinsip Ini Agar Tak 'Makan Hati'




Saat pertengkaran terjadi,dan kamu terlibat di dalamnya,pahamilah dua prinsip ini.Meski pertengkaran itu tidak terjadi secara fisik,melainkan hanya melalui perkataan saja.Tapi ketahuilah,itu lebih menyakitkan daripada pertengkaran fisik.Ibarat,tangan yang luka terkena pedang,bisa sembuh seiring berjalannya waktu.Tapi,hati yang terluka karena kata-kata seseorang? Hanya keikhlasan dan ketulusan untuk memaafkan yang bisa menyembuhkannya.
Apa dua prinsip itu?

1).Be A Winner Position
Apa maksudnya?.Yups,jadilah seorang pemenang dalam pertengkaran.Menang di sini bukan berarti kamu menang,karena telah menyakiti hati orang lain,melihat orang lain sedih,atau menderita.Bukan itu! Menang disini artinya kita memiliki mental yang kuat,mental yang sehat,tidak mudah tersulut emosi,dan tidak mudah sakit hati.Kita berhasil menang melawan amarah dan nafsu dalam diri kita sendiri.

Anggaplah semuanya baik-baik saja.Everythings will be alright.Janganlah malah sebaliknya,kalah/menyerah pada kesedihan dan keegoisan diri.Menangis dan mengurung diri di kamar berhari-hari,atau pergi menghindar tanpa mencari solusi,berdalih ingin menenangkan diri.Menangis boleh,wajar,karena kita manusia.Makhluk yang memiliki perasaan.Namun,menangis terus menerus itu tak wajar.Bersikaplah seperti biasa.Seperti tak ada apa-apa.

Walau begitu,ketika keadaan sudah stabil(kondusif),jangan terlena.Jangan sampai terbawa suasana,hingga mengulang kesalahan yang sama.Ingatlah baik-baik,penyebab pertengkaranmu dengan orang lain.Ini dimaksudkan,agar pertengkaranmu tidak terjadi lagi gara-gara hal yang sama.

2).You must more mature than others!

Pertengkaran tidak terjadi antara dirimu sendiri,bukan? Ya,kecuali pertengkaran batin...Pertengkaran pasti melibatkan sedikitnya dua orang,kamu dan orang itu.Entah kamu dengan adikmu,kakakmu,temanmu,pacarmu bahkan orang tuamu.
Prinsip ini berhubungan erat dengan prrinsip pertama.Bila prinsip pertama lebih berhubungan dengan diri sendiri,nah prinsip kedua ini ada hubungannya dengan orang lain.Yaitu orang lain,kita jadikan perbandingan.Meski subjeknya masih diri kita sendiri.

Inti dari prinsip ini adalah,kita harus lebih dewasa dari orang lain yang bertengkar dengan kita.Sekalipun dia umurnya jauh dia atas kita.Kita harus lebih mengalah,lebih bersabar,lebih bisa intropeksi diri.Mungkin kalian heran,kenapa kita yang harus mengalah? Bukankah orang lain yang salah? Bukankah orang lain yang lebih tua? Harusnya mereka yang mengalah?

Jawabannya: NO! Kenapa?

Karena kita,yang notabene masih muda,punya chance yang lebih besar untuk bisa terus dewasa dan berubah menjadi lebih baik daripada mereka Karena kita punya mindset yang lebih terbuka,wawasan yang lebih luas,dan kita pun misalnya lebih berpendidikan di banding orang tua atau kakak kita.Berpendidikan di sini bukan hanya sekolah saja,tapi hidup di zaman yang berbeda dengan mereka.This is our era! Jadi kita lebih mengerti bagaimana harus hidup di zaman yang serba canggih dan begitu banyak informasi yang tersedia.

Namun,itu bukan berarti kita menyepelekan pengetahuan dan pengalaman mereka.Mereka lebih tua dari kita,of course,mereka lebih banyak 'makan asam garam kehidupan'.Kita tetap harus mendengar nasihat,wejangan,dan pelajaran yang mereka berikan kepada kita.

Posisikan diri kita sebagai seseorang yang haus ilmu,dan terus pacu diri kita untuk terus muhasabah.Seorang pembelajar harus bisa belajar darimana saja,walau istilahnya dari tempat sampah sekalipun.Bukankah telur yang bergizi,berasal dari (maaf) pantat ayam yang kotor?

Menjadi open minded person.Itulah senjata kita sebagai anak muda di zaman sekarang.Itulah yang membuat kita lebih berpendidikan dan berpeluang lebih dewasa dari orang dewasa itu sendiri.

Keinginan untuk terus belajar,menjadi orang yang lebih baik,berkebalikan dengan rata-rata orang yang sudah tua yang biasanya berfikiran tertutup,tak mau belajar lagi,karena mereka merasa telah pintar dan tahu segala hal.Tahu hal yang terbaik untuk dirinya dan orang lain.Padahal itu tak selalu benar!

Orang dewasa,(Tak)harus lebih dewasa,dan (tak)selalu dewasa (.)

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Zenius: A Wonderful Learning Journey

My (Started) Gap Year With Zenius