Perpustakaan Sebagai Taman Imajinasi Kunci Meraih mimpi

Hai! Perkenalkan,aku Rani.Gadis remaja berkacamata yang tergila-gila melahap kata-kata.

Artikel ini khusus untuk kalian,para maniak buku dan perpustakaan.Terspesialnya,untuk memeriahkan "Unsyiah Library Fiesta 2019.Selamat menikmati tulisanku ini yang miskin arti dan seni.

Entah bagaimana awalnya,aku bisa betah menekuri huruf demi huruf sebuah buku,lalu memutar isinya bagai Film di kepala.Yang jelas,semenjak kecil,aku selalu bersemangat membaca.Apapun itu.Tulisan di televisi,di bungkus snack,buku pelajaran,hingga sobekan koran untuk membungkus bumbu dapur.Novel atau fiksi? Tak perlu ditanya lagi.Bahkan,saat usiaku 6 tahun,aku pernah meminta pada orang tua,agar membelikanku sebuah buku cerita sederhana.Aku juga berencana menabung untuk membeli parcel lebaran berisi buku,untuk diri sendiri.

Betapa aku begitu jatuh cinta,pada buku dan aktivitas membaca.
Ya,karena dengan membaca,pikiran kita lebih terbuka.Dengan membaca,kita bisa menjadi orang yang lebih bijak pemikirannya.Tak salah bila ada pepatah,"Buku adalah gudang ilmu,membaca adalah kuncinya."

Hingga semakin beranjak dewasa,hobby ku itu tak pernah sedikit pun pudar.Bahkan,semakin kuat dari hari ke hari.
Misalnya dulu saat aku masih sekolah,baik SD,SMP,maupun SMA,tempat yang tak luput aku kunjungi adalah perpustakaan.Hampir setiap hari,aku ke sana.Lalu,bila ada penyelenggara bazar buku ke sekolah,aku rela tak jajan,untuk membeli buku yang menarik hatiku,atau sekiramya akan bermanfaat untukku.

Dulu,aku paling bahagia saat hari raya tiba.Karena itu artinya aku akan mendapatkan uang saku lebih,yang bisa aku sisihkan untuk membeli buku incaranku sejak lama.Buku-buku hasil beli itu,aku kumpulkan bersama buku-buku pemberian dari orang lain.Hingga akhirnya,aku mempunyai sebuah 'perpustakaan mini' di rumah.Begitu sebutan temanku,saat datang ke rumahku,dan melihat semuanya.

                                     


Tapi,karena terbatasnya finansial,aku tidak bisa membeli buku terus menerus,setiap ingin membaca buku baru.Meminjam buku pada teman? Rasanya kurang memungkinkan,mengingat kami hanya orang desa yang tak begitu akrab dengan membeli buku.Selain karena minat baca yang rendah,juga karena harga buku mahal,untuk kami yang memiliki pendapatan tak seberapa.
Solusinya,hanya ada satu.Yaitu:
PERPUSTAKAAN!

MENGAPA PERPUSTAKAAN?
Seperti yang aku sudah ceritakan di awal,bahwa aku suka pergi ke perpustakaan sekolah.Terutama,saat waktu iatirahat tiba.Selain menghemat uang jajan,kita juga bisa memperoleh ilmu lebih luas dan lebih cepat dari orang/siswa lain.Tapi,alasan paling penting mengapa aku rajin ke perpustakaan adalah,ingin memuaskan 'dahaga' membacaku,secara GRATIS.

Ya,meski bukan berarti tidak mengeluarkan uang sama sekali.Aku hanya perlu mengeluarkan uang Rp.3.000 di awal untuk memiliki kartu anggota.Tapi,apalah arti tiga ribu rupiah,untuk akses membaca selama tiga tahun,namun ilmunya berguna seumur hidup!
Namun,apakah itu satu-satunya alasan,mengapa aku memilih membaca di perpustakaan? Oh,tidak! Aku punya beberapa alasan lain.Let's Cekidot!

1) Tempat Bermain Segala Imajinasi dan Fantasi.
Ada banyak jenis buku yang tersedia di perpustakaan.Dari mulai ensiklopedia,buku teks,jurnal ilmiah,sampai novel.Buku tersebut tentu isinya masing-masing berbeda.Bahkan,dalam satu buku pun,terdapat topik-topik yang berbeda,namun saling berkaitan satu sama lain.Tugas pembaca,untuk menghubungkannya menjadi satu kesatuan yang utuh,menggunakan kemampuan berimajinasi.

Imajinasi itu sendiri artinya daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar(lukisan,karangan,dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atas pengalaman seseorang secara umum.

Imajinasi merupakan kemampuan kognitif paling dasar manusia,yang harus dilatih sejak dini.Kemampuan imajinasi ini berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan.Seperti kecerdasan emosional,kesehatan mental,akademis,pekerjaan,dan lain-lain.
Selain itu,seorang profesor Sejarah bernama Yuval Harari memberikan pernyataannya mengenai perbedaan manusia dengan binatang,adalah kemampuan manusia untuk berimajinasi.Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup,yang bisa menciptakan gagasan abstrak,di luar realita konkrit.

Jadi,kemampuan imajinasi sangat penting untuk kita sebagai manusia.Dan cara melatihnya,salah satunya adalah dengan banyak membaca.Misalnya dalam sebuah novel,kita dituntut untuk menghubungkan satu adegan dengan adegan yang lain.Dan mau tidak mau,kita harus membayangkannya atau menggambarkannya dalam pikiran kita.

Andaikan imajinasi saat membaca buku itu kasat mata,dan konkrit,maka kita akan melihat perpustakaan sebagai tempat indah yang dipenuhi imajinasi.Karena,bagiku dan mungkin beberapa orang di luar sana,perpustakaan (maupun toko buku) adalah tempat yang sangat menyenangkan.Kami tak perlu liburan mewah.Hiburan penghalau penat bagi kami,cukup dengan sebuah ruangan nyaman yang dipenuhi dengan buku-buku.

Yang harus dicatat,perpustakaan bukan hanya tempat bagi orang dewasa atau yang sudah
berumur saja,namun juga diperuntukkan bagi kaum muda sepertiku.Barangkali bila di antara remaja itu jalan-jalan ke Mall pun,tempat yang menjadi tujuan mereka adalah toko buku
Setuju?

2) Tempat Menenangkan Diri Dengan Cara Unik.
Hal menarik dari buku selain isinya,adalah aromanya.Ya,baik buku lama maupun buku baru mempunyai aroma tertentu yang khas.Aroma tersebut rupanya berasal dari berbagai senyawa organik Volatile (VOC) yang dilepaskan oleh kertas ke udara.Beberapa senyawa itu diantaranya adalah asam asetat,benzaldehida,butanol,furfural atau methoxyphenyloxime,dan lain sebagainya.Senyawa VOC ini ditambahkan saat proses pembuatan kertas,agar membdri nilai lebih

Aroma buku berupa senyawa kimia tersebut,kemudian dihirup oleh hidung kita,untuk dilanjutkan ke sistem limbik,yaitu penghubung antara organ hidung dengan otak.Nah,di otak,senyawa itu diproses dan diidentifikasi jenisnya.Hingga akhirnya,kita pun mengetahui jenis bau tersebut,dan pengaruhnya pada mood kita.

Kalau menurutku,aroma buku itu layaknya aroma terapi.Rasanya menenangkan dan menyenangkan,membaca buku sambil menikmati aroma nya.Satu buku saja sudah membuat mood bagus,apalagi bila sebanyak perpustakaan!

Aroma ruangan perpustakaan tidak melulu bau apek dan berdebu.Perpustakaan bisa menjadi tempat menyegarkan pikiran,sekaligus menambah pengetahuan.Suka aroma kopi? Kita tak perlu menyeduh kopi terlebih dahulu.Cukup pergi ke perpustakaan,ambil buku yang menurutmu beraroma kopi,dan nikmati aroma serta isi nya.

Untuk lebih jelasnya,kalian bisa mencermati infografis berikut ini.


                          

3).Tempat Yang Cocok Untuk Para Introvert.

Aku termasuk orang yang kurang suka berada di keramaian,dan bersosialisai dengan orang lain.Karena bagiku,hal tersebut sangat melelahkan.Menyita energi,pikiran,dan perasaan lebih banyak daripada memikirkan makna suatu buku.

Suasana sepi dan sunyi seperti di perpustakaan,memberikan aku banyak waktu 'me time'.Waktu dan ruang untuk berintrospeksi diri sendiri,menenangkan jiwa yang penuh emosi,dan ambisi yang terlalu tinggi.

Dan,Perpustakaan juga mengubah karakter ku ini secara perlahan.Aku yang semula sangat pendiam,dan terlalu nyaman menjadi pendengar (karena terbiasa membaca),berubah menjadi orang yang cukup vokal menyuarakan ide-ide.Menjadi introvert bukanlah suatu kesalahan,tapi berbicara dan bergaul dengan orang adalah sebuah keharusan.

Karena,ilmu yang kita dapatkan dari membaca buku-buku itu,tak akan berguna jika kita hanya
diam saja,dan melakukan apa-apa.Membatasi diri dari pergaulan,bukanlah cara yang seru untuk menghabiskan masa muda.

Jadilah introvert di dalam perpustakaan saja.Puaskan dirimu dengan bercengkrama dengan buku favoritmu di sini.Karena,membaca termasuk aktivitas paling pribadi.Sebab,harus melibatkan panca indra dan pikiran kita sendiri.Tidak bisa milik orang lain.
Di luar perpustakaan? Jadilah orang yang berani menyuarakan gagasan dan memulai perubahan!

PENGALAMAN BERKESAN DARI PERPUSTAKAAN.

SAAT MASA SEKOLAH.

Dari ketiga jenjang sekolah yang pernah kurasakan,yang lebih berkesan bagiku adalah Perpustakaan di SMA.Kenapa? Karena,perpustakaan di sana di luar ekspektasi ku.Terutama berkenaan dengan sisi fungsional dan dampaknya.Apa saja? Yuk,langsung aja.

1) Tempat Silaturahmi dan Diskusi.
Kendati di sekolah kami sudah ada ruangan-ruangan khusus untuk hal-hal tertentu,tetap saja perpustakaan menjadi ruangan alternatif untuk silaturahmi atau berdiskusi.Alasannya,bisa karena ruangan aulanya dipakai untuk acara lain,atau karena kami ingin lebih santai diskusinya.Yaitu dengan duduk di bawah beralaskan karpet,bukan dengan kursi seperti di aula sekolah yang terkesan lebih formal.

              


2),Sumber referensi dan bacaan terlengkap.
Sekolahku sangat memperhatikan kondisi dan kualitas perpustakaannya.Karena,kami semua sadar,perpustakaan bagai 'otak' dalam sebuah sekolah.Dan berbagai buku yang ada di sana,merupakan sumber rujukan bagi siswa dan guru.Setiap tahun,bahkan setiap bulannya,pasti selalu ada buku baru.Baik itu buku pelajaran,maupun buku fiksi.Buku itu ada yang merupakan hibah pemerintah/perorangan,ataupun membeli sendiri.
Bahkan buku-buku motivasi atau novel karya pengarang terkenal pun,aku bisa membacanya karena ada di perpustakaan sekolahku ini.

3) Sarana Meraih Prestasi Dan Mimpi.
Perpustakaan di sekolahku juga ikut andil dalam menggali potensi dan kreativitas siswa.Misalnya saat aku kelas 10,mereka mengadakan lomba,berupa lomba puisi,lomba cerpen,dan lomba essai antar kelas.


                          

SAAT MASA SEKARANG

Kini,aku telah lulus dari sekolah menengah atas,pada tahun 2018.Aku memutuskan untuk menunda dulu keinginanku untuk kuliah,selama setahun.Tapi,tidak bisa ke perpustakaan sekolah lagi,bukan berarti aku berhenti membaca dan 'mencari' perpustakaan-perpustakaan yang lain.

Aku terus berharap dan berusaha mempersiapkan diri,agar diterima di universitas impian tahun ini.Sebab,selain karena ingin mendapatkan ilmu yang sesuai bidangku melalui dosen/kelas,aku juga berharap bisa membaca buku di perpustakaannya suatu hari nanti.Karena,sama-sama kita ketahui,bahwa perpustakaan perguruan tinggi isinya sangat lengkap.Bisa dikatakan,apa yang kita ingin baca,ada di sana.

Ada satu perpustakaan yang sangat ingin aku kunjungi saat ini.Perpustakaan itu adalah UPT.Perpustakaan Unsyiah sebagai Unit Pelayanan Teknis Unsyiah atau Universitas Syiah Kuala,Banda Aceh.

Penasaran,mengapa aku ingin ke UPT.Perpustakaan Unsyiah? Yuk,simak alasanku!

Sekilas Tentang Perpustakaan Unsyiah.


Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) ini didirikan pada tahun 1970,dan harus menggunakan gedung fakultas ekonomi.Hingga pada tahun 1994,atau 24 tahun setelahnya Perpustakaan Unsyiah memilki gedung sendiri dan letaknya berdampingan dengan Kantor Pusat Administrasi(KPA) Unsyiah.

Dari sisi fungsionalnya sendiri,perpustakaan berstatus sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) pada tahun 1980.Setelah itu,sejak April 1994,dengan surat keputusan rektor tahun 1994,pendayagunaan UPT Perpustakaan Unsyiah di tingkatkan,yaitu dengan menyatukan semua perpustakaan yang ada di lingkungan Unsyiah di dalam satu wadah UPT Perpustakaan.

Bila dilihat dari luar,perpustakaan yang memiliki kantin dan mini cafe ini terlihat seperti Perpustakaan di Eropa dengan pilar-pilarnya yang menjulang tinggi.


Tidak hanya dari segi arsitekturnya saja yang bagus.Koleksi dan pencapaian dari Perpustakaan nya sendiri,juga keren banget.Perpustakaan yang di pimpin oleh 
Dr. Taufiq Abdul Gani M.Eng, Sc. Ini,mempunyai koleksi sebanyak 75.114 judul atau 136.925 eksemplar. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis, meliputi buku teks, terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis, disertasi, majalah, buku referensi, laporan penelitian, CD-ROM dan dokumentasi. 

Untuk versi digitalnya,Perpustakaan Unsyiah memilki koleksi e-book dan e-journal yang
berlangganan dari penerbit internasional.Wuih,lengkap sekali,ya.

Tak berhenti sampai di sana.Perpustakaan Unsyiah merupakan satu-satunya unit kerja pertama dalam lingkup Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang mendapatkan sertifikat ISO 27001 untuk  bidang keamanan informasi sistem perpustakaan dengan aplikasi OPAC,OER,dan Room Booking.

Apa sih,itu?

Jadi,salah satu pengertian sederhananya,kamu cukup mengetikkan kata kunci pada komputer sesuai informasi yang dibutuhkan.Bentuk Informasi yang didapatkan beragam,seperti teks (artikel/jurnal/e-book) dan video.

Keren,kan?

Jadi,tunggu apalagi! Untukmu yang berada di aceh dan sekitarnya,ayo segera ke UPT Perpustakaan Unsyiah,di Kopelma Darussalam, Syiah Kuala, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Kota Banda Aceh, Aceh.

Nah,bagaimana bila tempatmu jauh dari perpustakaan Unsyiah? Tenang,karena perpustakaan Unsyiah memiliki Website sendiri.Disana,kamu pun bisa mengakses berbagai jurnal,e-book,bahkan membaca majalah terbitan perpustakaan Unsyiah,bernama Librisyiana.

Melihat website perpustakaan Unsyiah ini,membuatku flashback pada perpustakaan sekolah SMA ku,yang juga memilki lomba kepenulisan tahunan,dan memilki tim jurnalistik sendiri,dimana aku juga ikut menjadi anggotanya.Tak hanya itu,organisasi sejenis OSIS di sekolah kami juga mengundang alumni untuk menularkan semangat berliterasi pada siswa.

         *         *         *
Pada akhirnya,meski menurut studi beberapa badan dunia,sepetti PISA,Indonesia berada di tingkat literasi yang mengkhawatirkan,kita harus tetap optimis untuk memperbaikinya.Finlandia,mungkin bisa menjadi contoh.Dimana,di Penelitian PISA tahun 2015,Finlandia berada di rangking ke 5,tetapi pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh CCSU (Central Connecticul State University) bertajuk 'Word's Most Literare Nation',Finlandia berada di peringkat pertama.

Walaupun,variabel yang digunakan pada kedua penelitian itu berbeda,tapi hal tersebut bisa menjadi cerminan untuk Indonesia,agar memperbaiki kekurangan dan semakin meningkatkan atau menonjolkan kelebihannya.
Salah satunya,dengan memperhatikan ketersediaan akses masyarakat pada buku.Yang salah satu caranya adalah dengan membangun perpustakaan-perpustakaan,serta mensosialisasikan budaya minat baca pada masyarakat.

Karena ironisnya,angka buta huruf di Indonesia menurun drastis,satu hal yang patut kita syukuri.Namun sayangnya,hal tersebut tidak dibarengi dengan tingginya minat baca di negara ini.

Semoga kehadiran perpustakaan Unsyiah,bisa menjadi pendorong dan menjadi contoh bagi perpustakaan lain untuk meningkatkan minat baca,atau tingkat literasi Indonesia.Karena,dengan perpustakaan bisa menjadi salah satu alternatif hiburan bagi anak-anak maupun orang dewasa.Bahkan,bisa menjadi pilihan utama,untuk mengisi waktu ,dengan membaca.Sebab,menurutku,perpustakaan adalah taman Imajinasi,kunci meraih mimpi.

                                                               >>>><<<<<
Sumber Referensi:

https://www.alinea.id/gaya-hidup/keranjingan-menghirup-aroma-buku-b1U5F9dKt

https://lifestyle.kompas.com/read/2014/07/07/131244220/Bebaskan.Pikiran.Berimajinasi.Ini.5.Alasannya

http://library.unsyiah.ac.id

Comments

Popular posts from this blog

Zenius: A Wonderful Learning Journey

My (Started) Gap Year With Zenius

Ketika Pertengkaran Terjadi,Pahami 2 Prinsip Ini Agar Tak 'Makan Hati'